Senin, 04 Juli 2011

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK






TUGAS KELOMPOK
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok
yang diampu oleh Bapak Mungin Eddy Wibowo dan Ibu Sinta Saraswati

Disusun Oleh :
Aulia Khusuma Pasha             1301409004
Khuliyah                                 1301409010
Ana Maratul Khasanah           1301409027
Aimatul Husna                        1301409030
Gus Riris                                 1301409031
Yan Ermawan                         1301409055


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
PEMBAHASAN
Persiapan Dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
A.    Langkah Awal 3
B.     Perencanaan Kegiatan 5
C.    Pelaksanaan Kegiatan 6
D.    Evaluasi Kegiatan 17
E.     Analisis dan Tindak Lanjut 18
DAFTAR PUSTAKA 20












PEMBAHASAN
Persiapan Dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
A.    Langkah awal
Langkah awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah awal dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa. Penjelasan ini berisi tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan tersebut. Setelah penjelasan ini diharapkan dapat menghasilkan kelompok-kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok yang sebenarnya.
Anggota dari bimbingan kelompok terdiri dari 10-15 orang dari keseluruhan siswa asuh guru pembimbing yang sebanyak 150 orang. Dengan demikian akan terbentuk 10-15 kelompok yang masing-masing akan menjadi wadah, sasaran dan sekaligus aktor-aktor dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok.
Peranan guru pembimbing dalam tahap ini hendaklah benar-benar aktif. Ini tidak berarti bahwa guru pembimbing berceramah atau mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok. Guru pembimbing perlu melakukan : (a) penjelasan tentang tujuan kegiatan, (b) penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, (c) penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima, dan (d) pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.
Setelah pembentukan kelompok kemudian dimulai dengan pertemuan pertama yang disebut peran serta. Di sini guru pembimbing kelompok perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1.      Perkenalan
Guru pembimbing terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada anggota kelompok, kemudian guru pembimbing meminta masing-masing anggota memperkenalkan diri atau guru pembimbing memperkenalkan masing-masing anggota. Jika masing-masing anggota kelompok sudah saling mengenal, maka yang dilakukan guru pembimbing adalah meningkatkan kualitas hubungan antar anggota kelompok.
2.      Pelibatan Diri
Guru pembimbing menjelaskan pengertian dan tujuan yang ingin dicapai memlalui kegiatan kelompok. Guru pembimbing memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka. Konselor harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan, perasaan sekelompok, suasana bebas, terbuka, saling percaya, saling menerima, saling membantu diantara para anggota.
3.      Agenda
Agenda adalah tujuan yang ingin dicapai di dalam kelompok. Agenda dapat dibagi menjadi agenda jangka panjang dan jangka pendek. Agenda jangka panjang yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh anggota kelompok setelah kelompok selesai. Agenda jangka pendek yaitu agenda untuk hari itu atau pertemuan itu. 


4.      Norma Kelompok
Rochman Natawidjaya (1987) menyatakan bahwa kerahasiaan merupakan persoalan pokok yang paling penting dalam konseling kelompok. Ini bukan hanya berarti bahwa guru pembimbing harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang terjadi dalam konseling kelompok itu, melainkan guru pembimbing, sebagai pemimpin harus menekankan pada semua peserta pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu. Apa yang terjadi didalam kelompok dilarang dibicarakan di luar kelompok dengan orang lain.
5.      Penggalian Ide dan Perasaan
Sebelum pertemuan pertama berakhir perlu digali ide-ide maupun perasaan-perasaan yang muncul. Usul-usul perlu ditampung, demikian pula perasaan yang masih menganjal perlu diungkapkan sebelum dilanjutkan pada langkah berikutnya. Hal ini penting untuk menjaga rasa positif anggota terhadap kelompok.
B.     Perencanaan kegiatan
Perencanaan kegiatan layanan meliputi
1.      Materi layanan (hanya materi bimbingan kelompok tugas yang dapat ditetapkan terlebih dahulu, sedangkan materi bimbingan keompok yang bersifat kelompok bebas akan muncul secara bebas dalam pelaksanaan kegiatan.)
2.      Tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan bimbingan kelompok.
3.      Sasaran kegiatan, yaitu kelompok yang dimaksudkan.
4.      Bahan atau sumber bahan untuk kelompok tugas, mungkin ada bahan-bahan tertentu yang perlu disiapkan oleh Guru Pembimbing.
5.      Rencana penilaian.
6.      Waktu dan tempat.
C.    Pelaksanaan kegiatan
Setelah perencanaan kegiatan disusun dengan matang, langkah selanjutnya yaitu Pelaksanaan Kegiatan. Dalam Pelaksanaan Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
1.      Persiapan Pelaksanaan
Persiapan Pelaksanaan merupakan tahap pertama dari proses Pelaksanaan Kegiatan. Persiapan Pelaksanaan dilaksanakan melalui :
a.       Persiapan menyeluruh
Persiapan untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok meliputi :
(1)   Persiapan fisik
Persiapan fisik di sini yang dimaksudkan yaitu persiapan mengenai tempat yang akan dipergunakan dalam bimbingan kelompok atau konseling kelompok itu, dan persiapan mengenai kelengkapan yang dibutuhkan selama proses bimbingan kelompok atau konseling kelompok itu berlangsung. Tempat yang digunakan dalam bimbingan kelompok diharapkan senyaman mungkin, agar pelaksanaan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar.
(2)   Persiapan bahan
Persiapan bahan dikhususkan untuk kelompok tugas. Kelompok tugas yaitu kelompok yang mendapatkan tugas dalam pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok.
(3)   Persiapan keterampilan
Seorang Guru Pembimbing (pemimpin kelompok)  yang akan  melaksanakan bimbingan kelompok diperlukan adanya persiapan keterampilan untuk mengelola bimbingan kelompok dengan baik agar bimbingan kelompok dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
(4)   Persiapan administrasi
Persiapan administrasi merupakan persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok berlangsung. Persiapan administrasi harus dilengkapi oleh Guru Pembimbing yang akan melaksanakan bimbingan kelompok dan peserta dalam bimbingan kelompok.
b.      Persiapan Keterampilan
Mengenai persiapan keterampilan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling kelompok Guru Pembimbing diharapkan mampu melaksanakan tehnik-tehnik sebagai berikut :
(1)   Tehnik Umum
(a)    “Tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat dan positif.
(b)   Dorongan minimal (dormin)
Dorongan mininal (dormin) salah satu keterampilan yang harus dimiliki Guru Pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan kelompok atau konseling kelompok. Dorongan minimal ini diberikan oleh Guru Pembimbing kepada peserta bimbingan kelompok atau konseling kelompok, untuk memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta bimbingan kelompok agar beraktivitas secara aktif dalam bimbingan kelompok.

(c)   Penguatan
Penguatan diberikan oleh Guru Pembimbing kepada peserta bimbingan kelompok untuk menguatkan anggota apabila anggota hendak melakukan sesuatu atau mengemukakan pendapatnya.
(d)  Keruntutan
Seorang Guru Pembimbing yang hendak melaksanakan bimbingan kelompok, terlebih dahulu membuat daftar pelaksanaan bimbingan kelompok, dari awal sampai akhir. Hali ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar dan runtut tidak simpang siur.
(2)   Keterampilan memberikan tanggapan :
(a)   Mengenal perasaan peserta
Sebagai seorang Guru Pembimbing diharapkan memiliki rasa empati dalam dirinya, rasa empati ini bertujuan agar Guru Pembimbing dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anggota bimbingan kelompok sehingga Guru Pembimbing dapat mengenal perasaan anggota bimbingan kelompok.
(b)   Mengungkapkan perasaan sendiri
Pemimpin kelompok diharapkan dapat mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya. Apa yang terjadi dalam bimbingan kelompok tidak harus disamakan dengan pengalaman pribadinya.
(c)   Merefleksikan
Pemimpin kelompok mempu merefleksikan atau memberikan contoh atas apa yang telah dibahas kepada anggota kelompok.
(3)   Keterampilan memberikan pengarahan :
(a)   Memberikan informasi
Dalam bimbingan kelompok hal yang dikemukakan oleh kelompok adalah mengenai topik umum, maka sebagai pemimipin dalam bimbingan kelompok dituntut untuk memberikan informasi yang aktual yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam publik, sehingga anggota kelompok mampu mempertimbangkan hal apa yang nantinya akan dibahas.
(b)   Memberikan nasihat
Dalam bimbingan kelompok diperbolehkan seorang Guru Pembimbing memberikan nasihat kepada anggota kelompok, ahal ini bertujuan agar pelaksanaan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan kondusif.
(c)   Bertanya secara langsung dan terbuka
Pemimpin kelompok memberikan pengarahan kepada anggota kelompok apabila ada sesuatu hal yang dirasa kurang  jelas dan kurang dipahami dalam pembahasan topik bimbingan kelompok, anggota kelompok dapat menanyakan langsung dan secara terbuka dengan mengangkat tangan terlebih dahulu.
(d)  Mempengaruhi dan mengajak
Anggota kelompok dalam bimbingan kelompok  tak semuanya bersifat aktif, maka dari itu sebagai pemimpin kelompok harus dapat mempengaruhi dan mengajak anggota kelompok yang pasif agar dapat mengikuti bimbingan kelompok dengan aktif.
(e)   Menggunakan contoh pribadi
Apabila dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dibutuhakan contoh untuk memperjelas topik yang dibahas, mungkin pemimpin kelompok dapat memberikan contoh yang ada pada dirinya.
(f)    Memberikan penafsiran
Pemimpin kelompok memberikan penafsiran tentang apa yang diutarakan oleh anggota kelompok.

(g)   Mengkonfrontasikan
Teknik ini dikenal juga dengan “ memperhadapkan “. Teknik konfrontasi adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Misalnya anggota kelompoks menceritakan hal-hal yang sedih tetapi sambil tertawa dan tersenyum gembira.
(h)   Mengupas masalah
Dalam bimbingan kelompok bukan permasalahan yang akan dibicarakan tetapi mengenai topik umum yang ada di sekitar kita. Topik umum itu ditentukan oleh anggota kelompok, setelah topik ditentukan, sebagai pemimpin kelompok hendaknya memimpin dan mengarahkan anggota kelompok untuk mengupas masalah yang menjadi topik dalam bimbingan kelompok tersebut.
(i)     Menyimpulkan
Setelah pembahasan topik itu selesai , tugas Pemimpin kelompok yang selanjutnya adalah menyimpulkan dari hasil pembahasan tersebut dan disampaikan kepada semua anggota kelompok.
                        Corey (1981: 113-115) mengemukakan pandangan-pamdangan keterampilan kepemimpinan kelompok sebagai berikut :
Keterampilan
Deskripsi
Tujuan dan Hasil yang diinginkan
Mendengar aktif
Memperhatikan aspek-aspek verbal dan nonverbal dari komunikasi tanpa penilaian dan evaluasi
Untuk membangkitkan kepercayaan dan mengungkapkan diri klien dan eksplorasi
Merefleksi
Mengatakan dengan kata-kata yang agak berbeda apa yang dikatakan peserta untuk kejelasan maknanya
Untuk menentukan apakah pemimpin telah memahami dengan tepat pernyataan klien; untuk memberikan dukungan dan penjelasan
Menjelaskan
Memahami esensi pesan menurut tingkat perasaan dan pikiran; menyederhanakan pernyataan klien dengan berfokus pada isi pesan
Membantu klien memisahkan yang bertentangan, dan perasaan, pikiran yang langsung; untuk mencapai pengertian yang bermakna tentang apa yang sedang disampaikan
Merangkum
Menguasai kesamaan-kesamaan pernyataan-pernyataan klien dri suatu interaksi atau session
Untuk menghindarkan fragmentasi dan memberikan bimbingan atas satu session, memberikan kontiunitas dan makna
Menjelaskan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan terbuka yang menuntun eksplorasi diri tentang “apa” dan “bagaimana” kita berperilaku
Untuk mengundang klien berdiskusi lebih lanjut; memperoleh informasi, merangsang pikiran; untuk memperluas uraian dan fokus untuk melangkah ke eksplorasi diri lebih lanjut
Menginterpretasikan
Memberikan penjelasan-penjelasan yang tepat atas perilaku, perasaan, dan pemikiran
Untuk mendorong eksplorasi diri lebih dalam; untuk memberikan perspektif baru pertimbangan dan pemahaman perilaku seseorang
Mengkonfrontasikan
Menantang peserta untuk melihat ketidak sesuaian-ketidak sesuaian antara kata dan tindakan mereka/isyarat tubuh dan komunikasi lisan; menunjukkan informasi atau pesan yang bertentangan
Untuk mendorong penyelidikan diri yang jujur; untuk mengembangkan penggunaan potensi sepenuhnya; untuk menumbuhkan kesadaran tentang penyangkalan diri
Merefleksi perasaan
Menyampaikan pemahaman tentang kandungan perasaan-perasaan
Untuk membiyarkan anggota mengetahui bahwa mereka didengar dan mengerti melebihi tingkatan kata-kata
Mendukung
Memberikan dorongan dan penguatan
Untuk menciptakan suasana yang memberikan dukungan yang mendorong anggota untuk meneruskan perilaku yang diinginkan; untuk memberikan bantuan bila klien sedang menghadapi perjuangan yang sukar; untuk menimbulkan kepercayaan
Memberi penegasan
Memperkenalkan kepada klien dengan menerima kerangka referensi mereka
Untuk membantu kepercayaan dalam hubungan terapeutik; untuk menyampaikan pemahaman; untuk mendorong melancarkan eksplorasi diri lebih dalam
Memperlancar
Memulai komunikasi yang jelas dan langsung dalam kelompok; membantu anggota memikul tanggung jawab yang meningka menurut petunjuk kelompok
Untuk memajukan komunikasi yang efektif antar angggota; untuk membantu anggota mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri dalam kelompok
Memprakarsai
Mengambil tindakan untuk membangkitkan partisipasi kelompok dan untuk memperkenalkan petunjuk baru pada kelompok
Untuk mencegah kelompok yang meraba-raba yang tidak berguna; untuk memperluas langkah-langkah proses kelompok
Menetapkan tujuan
Merencanakan tujuan-tujuan khusus bagi proses kelompok dan membantu peserta menetapkan tujuan-tujuan konkrit dan bermakna
Untuk memberikan arah kepada aktivitas-aktivitas kelompok; untuk membantu anggota-anggota memilih dan mengklasifikasikan tujuan mereka
Mengevaluasi
Menilai terus-menerus proses kelompok dan dinamika individu dan kelompok
Untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih baik tentang gerak dan arah kelompok.
Memberikan umpan balik
Mengungkapkan reaksi-reaksi konkrit dan jujur berdasarkan pada observasi perilaku anggota-anggota
Untuk memberikan/menawarkan pandangan eksternal tentang bagaimana seseorang tampak kepada orang lain; untuk mengembangkan kesadaran diri klien.
Menganjurkan
Memberikan nasehat dan informasi, arahan-arahan dan ide-ide tentang perilaku baru
Untuk membantu anggota mengembangkan alternative jalan pemikiran dan tindakan
Melindungi
Berusaha melindungi anggota dari resiko-resiko psikologis yang tidak perlu dalam kelompok
Untuk memperingatkan anggota dari resiko-resiko karena partisipasi kelompok; untuk mengurangi resiko-resiko ini
Menyiapkan diri
Menyatakan reaksi-reaksi seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di sini dan kini dalam kelompok
Untuk meningkatkan mutu/tingkat-tingkat interaksi lebih mendalam dalam kelompok; untuk menimbulkan kepercayaan; untuk memperagakan cara-cara mengungkapkan dirinya sendiri pada orang lain
Memperagakan
Mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki melalui tindakan
Untuk memberikan contoh-contoh tentang perilaku yang dikehendaki; untuk memberikan semangat mengembangkan potensi-potensi mereka secara lengkap
Menghadapi kebisuan/kebungkaman
Menghentikan komunikasi verbal dan non verbal
Mengijinkan refleksi dan perpaduan; untuk mempertajam fokus; mengintregasikan materi yang kuat secara emosional; untuk membantu kelompok memanfaatkan akalnya/pikirannya sendiri
Memblokir
Menghalangi untuk menghentikan perilaku kontra-produktif dalam kelompok
Untuk melindungi anggota guna mempertinggi arus proses kelompok
Mengakhiri
Mempersiapkan kelompok mengakhiri session atau mengakhiri ceritanya
Untuk mempersiapkan anggota merencana, mempersatukan, dan menggunakan pengetahuan sendiri untuk kehidupannya sehari

2.      Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan terletak pada waktu dan tempat, dan dengan para peserta sebagaimana telah direncanakan dimulai kegiatan bimbingan kelompok atau konseling kelompok yang sebenarnya. Tahap-tahap kegiatan, dari tahap 1 sampai dengan tahap IV. Pada pertemuan kelompok yang pertama kali, biasanya tahap I memerlukan waktu yang cukup panjang. Pada tahap ini para peserta yang baru pertama ketemu benar-benar dibentuk menjadi kelompok yang cukup solid sehingga dinamika kelompok yang berkembang diantara mereka selanjutnya akan dimanfaatkan untuk mencapi tujuan-tujuan bimbingan dan konsiling. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama dengan kegiatan yang bervariasi.
Tahap II merupakan jembatan antara tahap I dan tahap III. Berapa lama tahap II berlangsung banyak tergantung pada keberhasilan tahap I. Apabila tahap I sudah berhasil dengan baik, tahap II seringkali hanya sekedar mengulangi dan memantapkan penjelasan tentang beberapa aspek pokok yang ada dalam tap III. Apabila tahap I kurang mantap, boleh jadi dalam tahap II akan timbul ketidak seimbangan diantara peserta. Apabila ketidak seimbangan terjadi, barangkali pemmmpin kelompok perlu kembali kepada aspek-aspek penting tertentu pada tahap I.
Tahap III merupakan inti dari keseluruhan kegiatan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. Tahap ini sering disebut tahap kerja. Dari tahap ini akan diperoleh hasi-hasil yang diharapkan, yaitu mengembangkan pribadi dan perolehan kerja yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, konatif, dan berbagai pengalaman serta alternatif pemecahan masalah. Dalam tahap ini seluruh peserta diminta untuk “bekerja”, mengembangkan pikiran, memberikan sokongan dan dorongan, bertanya dan akan memberikan penjelasan, penjelasan dan usul, bahkan memberikan nasihat dan alternatif jalan keluar untuk pemecahan suatu masalah. Tahap III ini, biasanya para peserta meminta agar lebih banyak topik atau masalah dapat dibahas dalam pertemuan mereka itu.
Tahap IV merupakan antiklimaks dari seluruh kegiatan, pada tahap ini kegiatan menyurut. Semangat yang tadinya pada tahap III menggebu-gebu sekarang mengendor. Segala sesuatu menuju kepada pengakhiran kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan dari para peserta, dan akhirnya kesan-kesan ini dikaitkan dengan kemungkinan petemuan berikutnya. Usul-usul peserta yang menghendaki segera adanya pertemuan lagi, apalagi kalau pertemuan kembali itu dikehendaki supaya lebih cepat, menunjukkan betapa kegiatan bimbingan kelompok telah membuahkan sesuatu yang berharga bagi peserta yang bersangkutan.          
D.    Evaluasi kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok tidak ditujukan kepada “hasil belajar” yang berupa penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh para peserta,melainkan diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh para peserta merupakan isi penilaian yang sebenarnya
Penilaian terhadap bimbingan kelompok dilakukan secara tertulis,baik melalui essay,daftar cek maupun daftar isian sederhana. Secara tertulis peserta diminta mengungkapkan perasaannya,  pendapatnya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal,baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok maupun kemungkinan keterlibatan  mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Peserta juga diminta untuk mengemukakan (baik lisan maupun tertulis) tentang hal-hal yang paling berharga dan atau kurang mereka senangi selama kegiatan berlangsung.
Penilaian terhadap layanan bmbingan kelompok dan hasil-hasilnya tidak bertitik tolak dari criteria benar-salah,namun berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta kegiatan. Penilaian terhadap layanan tersebut lebih bersifat penilaian “dalam proses” yang dapat dilakukan melalui:
1.      Mengamati partisispasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung
2.      Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
3.      Mengungkapkan kegunaan layanan bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan  mereka
4.      Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan
5.      Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyeenggaraan layanan
Hasil penilaian berupa deskripsi yang menyangkut aspek-aspek proses dan isi penyelenggaraan bimbingan kelompok baik yang menyangkut penyelenggaraan itu sendiri maupun pesertanya.
E.     Analisis dan Tindak Lanjut
Hasil penilaian kegiatan layanan perlu perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan para peserta dan seluk-beluk penyelenggaraan layanan. Perlu dikaji apakah hasil-hasil pembahasan atau pemecahan masalah sudah dilakukan sedalam atau setuntas mungkin, atau sebenarnya masih ada aspek-aspek penting yang belum dijangkau dalampembahasan itu. Dalam analisis itu Guru Pembimbing sebagai pemimpin dan pembimbing kelompok perlu meninjau kembali :
a.       Penumbuhan dan jalannya dinamika kelompok.
b.      Peranan dan aktivitas sebagai peserta.
c.       Homogenitas/heteregonitas anggota kelompok.

1 komentar: